Senin, 23 September 2013

Persepam Kalah karena Kurang Waktu Istirahat


Malang - Persepam Madura United tunduk dari Loyola Meralco Sparks dalam laga lanjutan Piala Menpora. Laskar Ronggo Sukowati menuding kurangnya waktu istirahat menjadi penyebab utama kekalahan itu.

Dalam laga kedua Grup B Piala Menpora, Persepam kalah 1-3 saat berhadapan dengan Loyola Meralco dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Senin (23/9/2013) sore WIB.

Laga itu hanya berjarak dua hari dari laga pertama, saat Persepam sukses menundukkan Mitra Kukar dengan skor akhir 2-0.

Asisten pelatih Persepam Jamrawi mengungkapkan penyebab utama kekalahan Zaenal Arief dkk. Tim besutan Daniel Roekito itu juga diminta untuk segera bangkit di laga krusial saat berhadapan dengan Arema Malang di laga terakhir.

"Jeda sehari sangat berat bagi kami. Stamina tim menurun dratis. Semua harus berubah saat melawan Arema," ungkap Jamrawi dalam sesi konferensi pers seusai laga.

Piala Menpora berlangsung dari 20-28 September mendatanf dengan format setengah kompetisi. Setiap tim yang berlaga di ajang ini mempunyai jadwal bertanding dua hari sekali.

Sumber : http://sport.detik.com/piala-menpora/read/2013/09/23/185703/2367144/76/persepam-kalah-karena-kurang-waktu-istirahat

Gelora Bung Karno: Mimpi Besar Soekarno & Kebanggaan Sepakbola Indonesia

Jakarta - Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tak hanya menjadi saksi suka duka yang sudah dilakoni timnas sampai hari ini. Stadion berkapasitas 80.000 penonton itu juga menyimpan harapan kreatornya, Soekarno.

GBK dibangun dua tahun menjelang Asian Games IV 1962. Jakarta. Soekarno, seperti dikutip Harian Merdeka, 1 Maret 1962, menganggap Asian Games sebagai usaha perjuangan 'nation building'. Yakni meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia sebagai suatu bangsa yang bahagia dan terhormat di dunia.

Disebutkan kalau sejak tahun 1950-an Soekarno memang punya mimpi untuk membangun stadion sepakbola terbesar di dunia. Tapi bukan sembarang stadion yang dia mau. Salah satu syarat yang diminta adalah stadion tersebut memiliki atap temu gelang (berbentuk melingkar mengelilingi stadion dan bertemu di kedua ujungnya), pekerjaan arsitektur semacam itu dianggap sesuatu yang nyaris mustahil di periode tersebut. 
Arsitek kelahiran Sumatera Utara bernama Friedrich Silaban akhirnya bisa mewujudkan mimpi Soekarno. Friedrich Silaban adalah arsitek yang juga merancang Mesjid Istiqlal dan Monumen Nasional.

Tepatnya pada 8 Februari 1960 Soekarno secara resmi memulai pembangunan Stadion Utama setelah menancapkan tiang pancang pertama. Sekitar dua tahun kemudian, atau pada 21 Juli 1962, stadion kebangaan Indonesia itu benar-benar tuntas dibangun. Stadion Utama merupakan bagian dari komplek olahraga Senayan yang dibangun sebagai bagian dari persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV.

Usai jadi tuan rumah Asian Games 1962, setahun berselang Indonesia menggelar Ganefo (Games of The New Emerging Forces). Seluruh kegiatan olahraga Ganefo juga berpusan di Stadion Utama ini

Sumber : http://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/09/23/162551/2366927/76/gelora-bung-karno-mimpi-besar-soekarno-kebanggaan-sepakbola-indonesia